Sabtu, 26 Juli 2008

Menukar Emas dengan Uang Perak

Diriwayatkan dari Malik bin Aus bin Hadatsan: Saya datang lalu bertanya,"Siapakah yang suka menukar uang?" Lalu Thalhah bin "Ubaidillah, yang sedang duduk di dekat Umar bin Khaththab r.a., berkata, "Perlihatkanlah emas anda itu kepada kami, lalu berikanlah kepada kami! Apabila nanti telah datang pelayan kami, kami akan memberimu (menukarnya dengan ) uang perak." Kemudian Umar bin Khaththab berkata,"Sekali-kali tidak, demi Allah. Anda harus memberikan (membayarkan) kepadanya uang tunai, atau kembalikan saja emasnya itu kepadanya. Sesungguhnya , Rasullullah s.a.w bersabda, "Penukaran uang perak dengan emas adalah riba, kecuali dibayarnya dengan tunai: penukaran gandum dengan gandum adalah riba, kecuali dibayarnya dengan tunai; jewawut dengan jewawut adalah riba, kecuali dibayarnya dengan tunai; dan buah kurma dengan buah kurma adalah riba, kecuali dibayarnya dengan tunai." (5:43-S.M.)

Sumber : Ringkasan Shahih Muslim

Al-Hafizh Zaki Al-Din "Abd Al-Azhim Al-Mundziri

Ancaman Keras bagi Orang yang Tidak Mengeluarkan Zakat Emas & Perak

Diriwayatkan dari Ahnaf bin Qais: Saya pernah bersama-sama dalam satu rombongan orang-orang Quraisy, lalu ada Abu Dzarr r.a. lewat sambil berkata, "Berilah berita ancaman kepada orang yang suka menyimpan emas dan perak (tanpa mengeluarkan zakatnya) bahwa mereka akan diseterika dengan besi panas di punggung mereka, dari arah lambung mereka, dan dibagian tengkuk leher, dari arah dahi mereka." Setelah itu, Abu Dzar menepi, lalu ia duduk. Lalu saya menanyakan, "Siapakah orang ini?" Orang-orang menjawab, "Dia adalah Abu Dzarr." Kemudian saya pergi mendatanginya dan berkata,"Apa yang engkau katakan baru saja?" Dia menjawab,"Saya mengatakan sesuatu dari Nabi s.a.w." Saya bertanya kepadanya, "Bagaimana pendapatmu tentang pemberian ini?" Dia menjawab,"Ambillah karena itu suatu pertolongan pada hari ini, tetapi kalau itu merupakan harga untuk membeli agamamu, tinggalkanla ia!" (3:77-S.M.)
Sumber: Ringkasan Shahih Muslim - Al-Hafizh Al-Din 'Abd Al-'Azhim Al-Mundziri)

Penggunaan Uang Perak telah ada Sejak Dahulu Kala

QS Al Kahfi : 19
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka:"Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini)". Mereka menjawab:"Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi) :" Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamyanyakamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perak mu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan ini untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali- sekali menceritakan hal mu kepada seseorangpun.

Kisah Ashabul Kahfi
Kisah Ashabul Kahfi tersebut di atas adalah pemuda-pemuda yang teguh keimanannya. Mereka bersembunyi di gua untuk menghindar dari kezaliman penguasa saat itu, yaitu raja Dikyanus (Decius) yang zalim dan menyombongkan diri. Allah menidurkan mereka selama 309 tahun qamariah dalam gua itu, sehingga mereka tidak dapat dibangunkan oleh suara apapun.

QS Al Kahfi : 10
Iz awal fityatu ilal kahfi faqaaluu rabbanaa aatinaa mil ladunka rahmataw wa hayyi' lanaa min amrinaa rasyadaan.
(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu ereka berdo'a:" Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".

QS Al Kahfi : 11
Fa dharabnaa 'alaa aadzaanihim fil kahfi si niina 'adadaa(n).
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.

QS Al Kahfi : 25
Wa labitsuu fii kahfihim tsalaatsa mi'atin siniina wazdaaduu tis'aan
Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).

QS Al Kahfi : 18
Wa tahsabuhum aiqaazhaw wa hum ruquud(un), wa nuqallibuhum dzaatal yamiini wa dzatasy syimaal(i), wa kalbuhum baasithun dziraa'aihi bil wa shiid(i), lawiththla'ta 'alaihim lawallaita minhum firraw wa lamuli'ta minhum ru'baa(n).
Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur, dan Kami balik-balikan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannyadi muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka.

Jumat, 25 Juli 2008

Rencana Allah Atas Penciptaan Emas dan Perak

Ulama besar Imam Ghazali dalam bukunya yang legendaris "Ihya Ulumuddin" mengungkapkan bahwa Allah menciptakan emas dan perak agar keduanya menjadi hakim yang adil dalam memberikan nilai atau harga, dengan emas dan perak pula manusia bisa memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya.

Yang dimaksud oleh Imam Ghazali dengan emas dan perak dalam bukunya tersebut adala dinar dan dirham. Dinar adalah uang yang dibuat dari emas 22 karat seberat 4.25 g, sedangkan dirham adalah uang terbuat dari perak murni seberat 2.975 g. Standar berat mata uang dinar dan dirham ini mengikuti hadits Rasulullah s.a.w., "Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah......", (HR Abu Daud dan Nasa'i), kemudian dikuatkan kembali dalam bentuk hubungan berat antara Dinar dan Dirham oleh Umar Ibn Khathab sekitar 400 tahun sebelum Imam Ghazhali menulis buku tersebut.

Dinar dan Dirham sudah dipakai jauh sebelum Rasulullah s.a.w. diutus sebagai rasul akhir zaman. Dinar (Dinarium) digunakan di Romawi dan dirham di Persia. Di dalam Al Qur'an ketika Allah menceritakan tentang pemuda Ashabul Kahfi, juga menyebut mata uang yang dipakai oleh pemuda tersebut adalah mata uang perak (QS 18:19) -- yang kemudian dikenal sebagai dirham-- yang menurut para ilmuwan terjadi sekitar abad ke 3 Masehi atau kurang lebih 3 abad sebelum zaman Rasulullah s.a.w.

Pertanyaannya adalah apakah dinar dan dirham yang dipakai sebelum dan pada masa Rasulullah , dan dicetak pertama kali di zaman Rasulullah s.a.w. (dirham) pada zaman Umar bin Khathab dan kemudian dipakai oleh seluruh umat Islam sampai runtuhnya kekhalifahan Usmaniah di Turki tahun1924, bisa pula kitapakai dalam kehidupan sehari-hari umat Islam si zaman modern sekarang ini? Jawabannya adalah pasti bisa! Kaidahnya adalah sebagai agama akhir zaman, tidak ada satu pun ajaran Islam yang out of date. Tinggal tantangannya ada pada diri kita sendiri yang hidup di zaman ini untuk dapat mengimplementasikan solusi yang mengikuti ajaran Islam ini dengan menyeluruh atau kaffah. Dan kita kembalikan kepada inti ajaran Al Qur'an dan Al Hadits untuk segala urusan dan permasalahan yang kita hadapi.

Sumber :
Iqbal,M. 2007. Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar & Dirham
.