Minggu, 03 Agustus 2008

Manusia Menjadi Kikir karena Tamaknya pada Harta

Q.S. Al 'Adiyat (100:6-11)

Innal insaana li rabbihii lakanuud(un)
Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterimakasih kepada Tuhannya,

Wa innahuu 'alaa dzalika lasyahiid(un)
Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,

Wa innahu lihubbil khairi la syadid(un)
Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.

Afalaa ya'lamu idzaa bu'siira maa fil qubuur(i)
Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,

Wa hushshila maa fishshuduur(i)
dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada

Inna rabbahum bihim yauma idzil la khabiir(u)
sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka


Amat Celakalah Penimbun Harta yang Tidak Menafkahkannya di Jalan Allah

Q.S. Al Humazah (104:1-4)

Wailul likulli humazatil lumazah(tin)
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,

Alladzii jama'a maalaw wa'addadah(u)
yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya

Yahsabu anna maalahuu akhladah(u)
dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya,

Kallaa layumbadzanna fil huthamah(ti)
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Hutamah

Neraka hutamah adalah api yang disediakan Allah yang dinyalakan, yang naik sampai ke ulu hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka. Sedang mereka itu diikat pada tiang yang panjang.

Sebaiknya kita menyimpan emas atau Dinar secukupnya saja, yaitu cukup untuk mengantisipasi masa pensiun, antisipasi menghadapi berbagai musibah, antisipasi kebutuhan keluarga seperti sekolah anak dan antsisipasi untuk warisan secukupnya agar tidak meninggalkan keturunan yang lemah. Semoga kita terhindar kan dari termasuk golongan penimbun harta yang sangat dilarang agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar